Jumat, 26 Juli 2013

Sekularisme : Biang rusaknya generasi pemegang peradaban. (Sekularisme di Kampus : Bentuk dan Akibatnya) (by : Ria R^BIT)

Bismillahirahmanirahim


Pengertian Sekularisme.
Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama ataukepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintahan dan agama negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas.
Jadi, pengertian sekularisme yang dapat dipahami secara sederhana adalah pemisahan agama dari kehidupan


Sejarah Munculnya Sekularisme
Awalnya sekularisme hanya dimaknai pemisahan Gereja dan Negara. Agama dibiarkan tetap hidup meskipun dalam beberapa ajarannya harus ditundukkan dengan alasan agar lebih masuk akal.
Dalam konteks peradaban Barat, semaraknya perkembangan sains dan teknologi mendorong munculnya upaya di kalangan teolog Kristen merelevansikan ajaran Injil dengan perkembangan zaman. Sederhananya, Bibel perlu diinterpretasikan. Bahkan tak berhenti hanya sampai di situ, otentisitas teks Bibel itu sendiri yang selama ini dipercaya suci oleh mereka perlu digugat dan didekonstruksi.Bibel yang diyakini sebagai sebuah kitab suci, misalnya, ternyata memuat berbagai fakta yang bertentangan dengan akal. Disebutkan secara implisit di dalam Perjanjian Lama bahwa dunia ini berusia kurang lebih 6000 tahun. Dunia ini juga diciptakan sebelum matahari dan bumi. Pendapat yang ada di dalam Bibel tersebut bertentangan khususnya dengan sains. Jika sains dan aktivitas penelitian ilmiyah dilanjutkan, fakta yang ada di dalam Bibel harus diabaikan. Jika tidak, konflik antara Bibel dan sains akan terjadi. Pada tahun 1507, Copernicus (1473-1543) dalam bukunya De Revolutionibus, mengemukakan bahwa sebenarnya matahari-lah yang merupakan pusat tata surya, bukan bumi. Menyadari bahwa pendapatnya akan bertentangan dengan Injil dan menghindar dari hukuman yang akan diberikan oleh Gereja, Copernicus mengemukakan argumentasinya dengan sangat hati-hati sekali dan sangat apologitik.  Nasib yang sama juga dialami oleh Galileo Galilei (1546-1642) yang dituduh murtad, bid’ah dan atheis karena berpendapat bahwa bumi mengelilingi matahari. Galileo diperintah supaya menghentikan kuliahnya yang membela Copernicus. Setelah 16 tahun Galileo berdiam diri, akhirnya pada tahun 1632 M, dia bersikukuh mempublikasikan bukunya berjudul The System of the World. Ini menyebabkan dia dipanggil kembali oleh Inkuisisi di Roma. Dan masih banyak tokoh sains dan teknologi lain yang menerima perlakuan yang tidak baik dari tokoh gereja.
Hal ini tentu saja berbeda dengan Islam, Islam mengakui adanya kemajuan sains dan teknologi, namun hal ini tetap saja tidak boleh bertentangan dengan syariah islam yang ada. Buktinya banyak ilmuwan muslim yang menemukan berbagai macam sains dan teknologi yang menjadi ‘mercusuar’ bagi perkembangan yang digunakan sampai sekarang ini, tapi mereka tetap saja berpegang teguh terhadap agama mereka. sehingga, Islam tidak mengenal istilah istilah sekularisme ‘pemisahan agama dari kehidupan’, karena islam menghedaki kesatuan antara agama dan kehidupan, sehingga membawa kemaslahatan untuk ummat manusia.

Kampus  : Lingkungan yang menguatkan sekulerisme (sekalipun Universitas dengan tittle Islam)
Kampus adalah lingkungan yang ‘mempersilahkan’ berbagai macam ideologi masuk tanpa adanya sortir yang ketat dari pihak atasan, yang memiliki tanggung jawab kepada apa saja yang diterima oleh mahasiswanya. Dalam kampus Fakultas Ilmu Pendidikan sendiri (menurut pandangan pribadi saya), organisasi eksternal bebas masuk, tanpa lagi dipelajari dan dipahami terlebih dahulu apa dasar dari organisasi eksternal tersebut. Misalnya : GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), KAMMI, dan organisasi eksternal lainnya. Saya akan menyoroti salah satu organisasi ekternal, yaitu GMNI.
GMNI memiliki paham sosialisme (marhaenisme) yang dipelopori oleh Karl Marx sebagai bapak sosialisme. Gerakan yang satu ini sangat menjunjung tinggi nasionalisme sebagai solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi. Cukup baik kerja dari organisasi yang mengaku sebagai salah satu organisasi yang ikut andil dalam gerakan reformasi tak bersolusi pada tahun 1998 lalu. Target dari organisasi ini adalah organisasi internal yang ada dalam Ormawa FIP, misal BEM ataupun Himpunan Mahasiswa, kemudian mereka membidik mahasiswa agar mengikuti sejenis diskusi-diskusi yang sering mereka lakukan. Kemudian, para ‘aktivis’ yang telah bergabung dalam organisasi mahasiswa akan memasukkan ide-ide mereka melalui program kerja organisasi tersebut.
Tidak adanya pengawasan secara serius dari pihak pemerintah (yang bertanggun jawab) menjadikan sekulerisme yang dibungkus rapi dengan kata-kata manis yang lain menjadikannya tumbuh subur ditengah-tengah mahasiswa saat ini.  bahkan pemerintah menjadi salah satu agen penyalur ide ini. pernah dikatakan dalam sebuah acara ‘Sosialisasi 4 Pilar kebangsaan’ di Fakultas Ilmu Sosial yang diselenggarakan oleh IPDN bekerja sama dengan MPR RI bahwa “Indonesia bukanlah negara sekular, tapi bukan juga negara agama. Silakan untuk urusan ibadah diatur oleh pribadi masing-masing, namun untuk urusan kehidupan publik, mari kita atur dengan Pancasila sebagai falsafah hidup bersama”.
Jika generasi muda yang ada disana benar-benar mengamati dengan jeli, ada inkonsistensi antara dua kalimat tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu indikator, bahwa pemerintah dalam bingkai negara juga memupuk subur sekularisme karena mereka belum (baca : tidak) mau diatur dengan aturan yang mengatur mereka secara menyeluruh. Sumber penjalaran sekularisme yang paling kuat adalah penjalaran rancu ini telah tersistem. Mulai dari pemerintah, dosen, guru, dan masyarakat secara umum telah memahami.
Akibatnya, generasi muda saat ini menjadi generasi yang pintar secara IQ, namun nol besar dalam hal religius. Menurut dosen saya (Prof. Suyata P.hd, kurang tahu dikutipkan dalam buku apa) salah satu cara untuk memperoleh kebenaran adalah method of authority, yang artinya bertanyalah pada yang ahlinya. Beliau menjelaskan bahwa jika tanya soal sholat, maka tanyakan saja pada pak ustad, kalau tanya obat maka tanyakan saja sama dokter, kalau tanya soal pemerintah tanya saja pada para politisi. Dari penjelasan beliau, saya dapat menangkap, jadi jangan tanyakan soal politik pada kiai atau ustad. Yang membahasakan secara halus tentang racun sekularisme.
Akibat dari sekularisme secara umum antara lain sebagai berikut :
  1. Terciptanya generasi yang ahli hanya dalam satu hal saja. Duniawi saja, atau agama saja.
  2. Agama menjadi aktivitas individu yang orang lain tidak boleh mengurus hal tersebut.
  3. Membentuk pola pikir, bahwa kuliah itu untuk mencari nilai yang tinggi dan menjadikan dirinya sukses secara materi bukan lagi kuliah dengan dasar untuk menuntut ilmu agar membawa manfaat untuk ummat.
  4. Menjadikan mahasiswa lebih senang mengejar kepentingan duniawi dan menomor duakan berbagai macam bentuk ibadah.
  5. Mahasiswa jadi menutup diri dari ilmu agama, mereka cukup puas karena IP mereka bagus di kampus, jadi menganggap ilmu agama itu dicari nanti saja.
Dan masih banyak lagi akibat dari sekularisme yang menjadikan mahasiswa yang ada hanya puas dengan satu disiplin ilmu yang mereka miliki saja dan menutup diri untuk belajar agama.Dakwah : solusi cerdas untuk cerdaskan mahasiswa dan ummat.
    Dalam Q.S Al-Asr’ dijelaskan bahwa orang akan mengalami kerugian jika tidak saling menasehati dalam hal kesabaran dan kebaikan. Maka dari itu dakwah menjadi salah satu solusi yang ‘mempan’ untuk melawan arus sekularisme yang semakin lama semakin deras. Oleh karena itu, jika kita juga tidak kuat dalam menghadapi arus ini, hanya akan ada satu pilihan, yaitu kita terbawa arus ini.
    Adapun yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa sekaligus pengemban dakwah antara lain :
    1. Menuntut ilmu
    Banyak hadist tentang menuntut ilmu. Berbagai macam ganjaran yang diberikan tidak main-main bagi mereka yang mau menuntut ilmu karena mencari ridho Allah swt. Menuntut ilmu hukum fardhu, untuk ilmu duniawi sudah tentu banyak yang mempelajari dan mengembangkannya. Tak kalah urgennya ilmu tentang agamapun juga wajib dicari, sehingga dengan demikian ilmuwan yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi juga memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi pula.

    2.  Mengamalkan ilmu yang didapatkan.
    Setelah menuntut ilmu, segera amalkan ilmu yang telah didapat tersebut. Karena jika tidak diamalkan maka ilmu ibarat teori yang tidak ada praktiknya. Hal ini dianggap suatu hal yang sia-sia.

    3.  Mengajarkan kepada orang lain.
    Sampaikanlah walau satu ayat. Setelah kita mempelajari dan mengamalkan suatu ilmu, maka kewajiban selanjutnya adalah mengajarkan pada orang lain. setelah kita tahu bahwa sekular adalah sistem yang rusak dan membawa mudharat yang besar pada generasi maka kita wajib menyampaikan pada orang lain hal tersebut. Inilah yang disebut dengan dakwah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa tantangan dalam dakwah tidaklah kerikil-kerikil yang menyandung kaki kita, tapi batu kali berukuran besarpun juga menghadang dijalan.
    Sungguh komitmen, kerja keras, dan fokus kita harus di istiqomahkan. Karena tanpa istiqomah, maka dakwah akan menjadi suatu ‘pekerjaan’ yang berat dan memberatkan. Tidak sedikit orang menolak apa yang kita sampaikan, tidak sedikit pula orang yang mencaci kita. Namun disanalah seninya dakwah, tanpanya dakwah tidak akan nikmat, maka nikmatilah dakwah ini. fighting ukhty...

    Sekulerisme adalah suatu paham yang dapat merusak generasi muda (baca : Pemuda), yang ditangan mereka peradaban masa depan di amanahkan. Sekularisme membentuk generasi yang cerdas tanpa memiliki landasan berpikir yang jelas (Quran dan Hadist), sehingga mereka akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama yang mereka anut sendiri. dari sini dapat kita pahami bahwa sekularisme adalah sistem yang kufur, jahat, dan dapat meracuni pemikiran pemuda yang ada saat ini.

    Waallahu’alam bish ashawab

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar